Pengikut

Rabu, 12 Oktober 2011

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Dalam bahasa Sansekertasri berarti “bercahaya” danwijaya berarti “kemenangan”. Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok I-tsing menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7 yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertarikh 682.

Sriwijaya (Srivijaya) adl kerajaan maritim yg kuat di pulau Sumatera dan berpengaruh di Nusantara daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi Kamboja Thailand Semenanjung Malaya Sumatera Jawa Kalimantan dan Sulawesi.
Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahan mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangandiantara serangan dari raja Dharmawangsa dari Jawa ditahun 990 dan tahun 1025 serangan Rajendra Coladewa dari Koromandel selanjut tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya. Dan di akhir masa kerajaan ini takluk di bawah kerajaan Majapahit.
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20 kedua kerajaan tersebut menjadi referensi olehkaum nasionalis utk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.
Sriwijaya disebut dgn berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj dan Khmer menyebut Malayu.Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau Sabadeibei yg berkaitan dgn Sriwijaya.
Eksistensi Sriwijaya diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient. Sekitar tahun 1992 hingga 1993 Pierre-Yves Manguin membuktikan bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatra Selatan Indonesia). Namun Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak di provinsi Jambi sekarang yaitu pada kawasan sehiliran Batang Hari antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi.

Pembentukan dan Pertumbuhan Kerajaaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tak memperluas kekuasaan diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara dgn pengecualian berkontribusi utk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500 akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang Sumatera. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama daerah ibukota muara yg berpusatkan Palembang lembah Sungai Musi yg berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yg mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yg berharga utk pedagang Tiongkok Ibukota diperintah secara langsung oleh penguasa sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh datu setempat.
Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7 pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasi atas Kamboja sampai raja Khmer Jayawarman II pendiri imperium Khmer memutuskan hubungan dgn kerajaan di abad yg sama.
DariPrasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa Kerajaan Minanga takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Malayu yg kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan.
BerdasarkanPrasasti Kota Kapur yg yg berangka tahun 682 dan ditemukan di pulau Bangka Pada akhir abad ke-7 kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera pulau Bangka dan Belitung hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer utk menghukum Bhumi Jawa yg tak berbakti kepada Sriwijaya peristiwa ini bersamaan dgn runtuh Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yg kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka Selat Sunda Laut China Selatan Laut Jawa dan Selat Karimata.
Abad ke-7 orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera yaitu Malayu dan Kedah dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan pada masa ini pula wangsa Melayu-Budha Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikut Pan Pan dan Trambralinga yg terletak di sebelah utara Langkasuka juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Di abad ke-9 wilayah kemaharajaan Sriwijaya meliputi Sumatera Sri Lanka Semenanjung Malaya Jawa Barat Sulawesi Maluku Kalimantan dan Filipina. Dengan penguasaan tersebut kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yg hebat hingga abad ke-13.
Setelah Dharmasetu Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yg ekspansionis Samaratungga tak melakukan ekspansi militer tetapi lbh memilih utk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinan ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yg selesai pada tahun 825.

Budha Vajrayana di Kerajaan Sriwijaya

Sebagaipusat pengajaran Budha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-tsing yg melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studi di Universitas Nalanda India pada tahun 671 dan 695 serta di abad ke-11 Atisha seorang sarjana Budha asal Benggala yg berperan dalam mengembangkan Budha Vajrayana di Tibet. I-tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yg datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya.

Relasi Kerajaan Sriwijaya dgn Kekuatan Regional

Dari catatan sejarah danbukti arkeologi dinyatakan bahwa pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara antara lain Sumatera Jawa Semenanjung Malaya Kamboja dan Vietnam Selatan . Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yg mengenakan biaya atas tiap kapal yg lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaan sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yg melayani pasar Tiongkok dan India.
Pada masa awalKerajaan Khmer juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya di propinsi Surat Thani Thailand Selatan sebagai ibu kota terakhir kerajaan tersebut pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yg bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya Thatong (Kanchanadit) dan Khirirat Nikhom.
Sriwijaya juga berhubungan dekat dgn kerajaan Pala di Benggala dan sebuah prasasti berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputra mendedikasikan seorang biara kepada Universitas Nalada Pala. Relasi dgn dinasti Chola di India selatan cukup baik dan kemudian menjadi buruk setelah Rajendra Coladewa naik tahta dan melakukan penyerangan di abad ke-11.
Minanga merupakan kekuatan pertama yg menjadi pesaing Sriwijaya yg akhir dapat ditaklukkan pada abad ke-7. Kerajaan Melayu ini memiliki pertambangan emas sebagai sumber ekonomi dan kata Swarnnadwipa (pulau emas) mungkin merujuk pada hal ini. Dan kemudian Kedah juga takluk dan menjadi daerah bawahan.

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Pada paruh pertama abad ke-10 diantara kejatuhan dinasti Tang dan naik dinasti Song perdagangan dgn luar negeri cukup marak terutama Fujian kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903 penulis Muslim Ibnu Batutah sangat terkesan dgn kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang (khusus Bukit Seguntang) Muara Jambi dan Kedah. Di tahun 902 Sriwijaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir dinasti Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa pada masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dgn Arab yg memungkinkan Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Rajendra Coladewa pada tahun 1025 raja Chola dari Koromandel India selatan menaklukkan Kedah dan merampas dari Sriwijaya. Kemudian Kerajaan Chola meneruskan penyerangan dan berhasil penaklukan Sriwijaya selama beberapa dekade berikut keseluruh imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yg ditaklukan utk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut akhir mengakibatkan melemah hegemoni Sriwijaya dan kemudian beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri dan kemudian muncul Kerajaan Dharmasraya sebagai kekuatan baru dan kemudian mencaplok kawasan semenanjung malaya dan sumatera termasuk Sriwijaya itu sendiri.
Istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1225 tak lagi identik dgn Sriwijaya melainkan telah identik dgn Dharmasraya dimana pusat pemerintahan dari San-fo-tsi telah berpindah jadi dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan Dharmasraya yg sebelum merupakan daerah bawahan dari Sriwijaya dan berbalik menguasai Sriwijaya beserta daerah jajahan lainnya.
Antara tahun 1079 - 1088 kronik Tionghoa masih mencatat bahwaSan-fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita Cina yg berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi yg merupakan surat dari putri raja yg diserahi urusan negara San-fo-tsi serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan dgn pengiriman utusan selanjut di tahun 1088.
Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yg ditulis pada tahun 1178 Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yg sangat kuat dan kaya yakni San-fo-ts’i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyat memeluk agama Budha dan Hindu sedangkan rakyat San-fo-ts’i memeluk Budha dan memiliki 15 daerah bawahan yg meliputi; Pong-fong (Pahang) Tong-ya-nong (Terengganu) Ling-ya-si-kia (Langkasuka) Kilantan (Kelantan) Fo-lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang) Ji-lo-t’ing (Cherating pantai timur semenanjung malaya) Ts’ien-mai (Semawe pantai timur semenanjung malaya) Pa-t’a (Sungai Paka pantai timur semenanjung malaya) Tan-ma-ling (Tambralingga Ligor selatan Thailand) Kia-lo-hi (Grahi Chaiya sekarang selatan Thailand) Pa-lin-fong (Palembang) Kien-pi (Jambi) Sin-t’o (Sunda) Lan-wu-li (Lamuri di Aceh) and Si-lan (Kamboja).
DalamKidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan juga disebut ‘Arya Damar’ sebagai bupati Palembang yg berjasa membantu Gajah Mada dalam menaklukkan Bali pada tahun 1343 Prof. C.C. Berg menganggap identik dgn Adityawarman. Dan kemudian pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura sesuai dgn manuskrip yg terdapat pada bagian belakang Arca Amoghapasa. Kemudian dari Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah yg kemungkinan ditulis sebelum pada tahun 1377 juga terdapat kata-kata bumi palimbang.
Pada tahun 1275 Singhasari penerus kerajaan Kediri di Jawa melakukan suatu ekspedisi dalam Pararaton disebut semacam ekspansi dan menaklukan bhumi malayu yg dikenal dgn nama Ekspedisi Pamalayu yg kemudian Kertanagara raja Singhasari menghadiahkan Arca Amoghapasa kepada Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa raja Melayu di Dharmasraya seperti yg tersebut dalam Prasasti Padang Roco. Dan selanjut pada tahun 1293 muncul Majapahit sebagai pengganti Singhasari dan setelah Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta memberikan tanggung jawab kepada Adityawarman seorang peranakan Melayu dan Jawa utk kembali menaklukkan Swarnnabhumi pada tahun 1339. Dan dimasa itu nama Sriwijaya sudah tak ada disebut lagi tapi telah diganti dgn nama Palembang hal ini sesuai dgn Nagarakretagama yg menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit.

Perdagangan Kerjaaan Sriwijaya

Dalam perdagangan Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok yakni dgn penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kamper kayu gaharu cengkeh pala kepulaga gading emas dan timah yg membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yg melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassal di seluruh Asia Tenggara.

Pengaruh Budaya dan Agama Islam

Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India pertama oleh budaya Hindu dan kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di Sriwijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama Buddha Mahayana. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9. Sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu dan kebudayaan Melayu di Nusantara.
Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yg termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara sekaligus sebagai pusat pembelajaran agama Budha juga ramai dikunjungi pendatang dari Timur Tengah dan mulai dipengaruhi oleh pedagang dan ulama muslim. Sehingga beberapa kerajaan yg semula merupakan bagian dari Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak disaat melemah pengaruh Sriwijaya.
Pengaruh orang muslim Arab yg banyak berkunjung di Sriwijaya raja Sriwijaya yg bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adl masyarakat sosial yg di dalam terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Bahkan disalah satu naskah surat adl ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dgn permintaan agar khalifah sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya.

Warisan Sejarah Kemaharajaan Sriwijaya

Berdasarkan Hikayat Melayu pendiri Kesultanan Malaka mengaku sebagai pangeran Palembang keturunan keluarga bangsawan Palembang dari trah Sriwijaya. Hal ini menunjukkan bahwa pada abad ke-15 keagungan gengsi dan prestise Sriwijaya tetap dihormati dan dijadikan sebagai sumber legitimasi politik bagi penguasa di kawasan ini.
Nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota dan nama ini telah melekat dgn kota Palembang dan Sumatera Selatan.Universitas Sriwijaya yg didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pulaKodam Sriwijaya (unit komando militer) PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan)Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang) Sriwijaya TV Sriwijaya Air (maskapai penerbangan) Stadion Gelora Sriwijaya dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang) semua dinamakan demikian utk menghormati memuliakan dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya.
Di samping Majapahit kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia.Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah khusus bagi penduduk kota Palembang provinsi Sumatera Selatan dan segenap bangsa Melayu. Bagi penduduk Palembang keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yg sama juga berlaku bagi masyarakat Thailand Selatan yg menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yg berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.

Raja-raja Sriwijaya : Para Maharaja Sriwijaya

Tahun Nama Raja Ibukota Catatan Sejarah
671 Dapunta Hyang Sri Jayanasa Srivijaya Catatan perjalanan I-tsing di tahun 671-685Prasasti Kedukan Bukit (683) Talang Tuo (684) dan Kota Kapur Penaklukan Malayu penaklukan Jawa
702 Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo SrivijayaShih-li-fo-shih Utusan ke Tiongkok 702-716 724Utusan ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
728 Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong SrivijayaShih-li-fo-shih Utusan ke Tiongkok 728-742
743-760 Tidak ada berita pada periode ini
Pindah ke Jawa Wangsa Sailendra mengantikan Wangsa Sanjaya
760 Maharaja WisnuDharmmatunggadewa Jawa Prasasti Ligor A menaklukkan Kamboja.
775 Dharanindra Sanggramadhananjaya Jawa Prasasti Candi Kalasan 778
782 Samaragrawira Jawa Prasasti Nalanda
792 Samaratungga Jawa Prasasti Karang Tengah tahun 824.825 menyelesaikan pembangunan candi Borobudur
Kebangkitan Wangsa Sanjaya Rakai Pikatan
835 Balaputradewa SrivijayaSuwarnabhumi Kehilangan kekuasaan di Jawa dan kembali ke SrivijayaPrasasti Nalanda (860)
860-960 Tidak ada berita pada periode ini
960 Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan SrivijayaSan-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 960 & 962
980 Hie-tche (Haji) SrivijayaSan-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 980 & 983
988 Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa SrivijayaSan-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 988-992-1003990 Jawa menyerang Srivijaya pembangunan kuil utk Kaisar China Prasasti Tanjore atau Prasasti Leiden (1044) pemberian anugrah desa oleh raja-raja I
1008 Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi SrivijayaSan-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 1008
1017 Sumatrabhumi SrivijayaSan-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 1017
1025 Sangramavijayottungga SrivijayaSan-fo-ts’i Diserang oleh Rajendra ColadewaPrasasti Chola pada candi Rajaraja Tanjore
1028 Dibawah Dinasti Rajendra Coladewa dari Koromandel
1079 Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo PalembangPa-lin-fong Utusan ke Tionkok 1079Memperbaiki candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)
1100 Rajendra II PalembangPa-lin-fong
1156 Rajendra III PalembangPa-lin-fong Piagam Larger Leyden Plates
1183 Dibawah Dinasti Mauli Kerajaan Melayu
1183-1286 Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa Dharmasraya Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand
1286-1293 Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa Dharmasraya Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur
1293-1339 Tidak ada berita pada periode ini
1339 Palembang Dibawah Dinasti Majapahit
1347 Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa Malayapura Kembali dibawah Dinasti Mauli
1409 Penaklukan kembali oleh Majapahit sebagian dari bangsawan pindah ke Tumasik atau Malaka
Sumber: dari
berbagai sumber

Banjir Melanda Desa Sungkai Kecamatan Bajubang Selama Tiga Hari

banjir nya desa sungakai
gawat mang banjir
pjs kades desa sungkai muhamad hatta dan ketua bpd desa sungkai lagi dorong motor dinas lagi mogok
hujan deras banjir
tolong banjir..............
banjirrrrrrrrrrrrrrr
tolong dong pak bupati pak gubenur pak presiden
banjir lek
banjir mang

Selasa, 11 Oktober 2011

Pesan untuk Hari Air Dunia, Krisis Air Perkotaan

Salah satu Pemerintahan, Kebijakan Lemah, Manajemen Miskin, Tidak Satu Kelangkaan

Berikut adalah pesan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk Hari Air Dunia, untuk diamati 22 Maret:

Sebagai grafik dunia masa depan yang lebih berkelanjutan, interaksi penting antara air, pangan dan energi merupakan salah satu tantangan yang paling berat yang kita hadapi. Tanpa air tidak ada martabat dan melarikan diri dari kemiskinan. Namun, Tujuan Pembangunan Milenium target untuk air dan sanitasi adalah di antara mereka yang banyak negara yang paling tertinggal.

Dalam sedikit lebih dari satu generasi, 60 persen dari populasi global akan tinggal di kota-kota dan kota, dengan banyak peningkatan yang terjadi di daerah kumuh kota dan permukiman ilegal dari dunia berkembang. Tema ketaatan tahun ini Hari Air Sedunia - "Air untuk Kota" - menyoroti beberapa tantangan utama masa depan yang semakin perkotaan.

Urbanisasi membawa peluang untuk pengelolaan air yang lebih efisien dan memperbaiki akses ke air minum dan sanitasi. Pada saat yang sama, masalah ini sering diperbesar di kota-kota, dan saat ini melampaui kemampuan kita untuk merancang solusi.

Selama dekade terakhir, jumlah penduduk kota yang tidak memiliki akses ke keran air di rumah mereka atau sekitar langsung telah meningkat oleh 114 juta orang, dan jumlah mereka yang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi paling dasar telah meningkat sebesar 134 juta . Ini meningkat 20 persen memiliki dampak yang sangat merugikan pada kesehatan manusia dan pada produktivitas ekonomi: orang yang sakit dan tidak mampu bekerja.

Tantangan Air melampaui pertanyaan dari akses. Di banyak negara, perempuan terpaksa putus sekolah karena kurangnya fasilitas sanitasi, dan wanita dilecehkan atau diserang ketika membawa air atau mengunjungi toilet umum. Selain itu, anggota termiskin dan paling rentan masyarakat sering memiliki sedikit pilihan tapi untuk membeli air dari penjaja informal pada harga diperkirakan 20 sampai 100 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tetangga mereka yang lebih kaya, yang menerima air ledeng kota di rumah mereka. Ini bukan hanya tidak lestari; itu tidak bisa diterima.

Masalah air akan menjadi figur yang menonjol pada Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan datang Pembangunan Berkelanjutan di Rio de Janeiro, pada tahun 2012 - Rio +20. Panel tingkat tinggi saya tentang Keberlanjutan Global dan UN-Water yang meneliti cara-cara di mana kita dapat menghubungkan titik-titik antara keamanan air, energi dan makanan, dengan tujuan mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan, menghasilkan pekerjaan, dan meminimalkan resiko perubahan iklim dan stres lingkungan.

Pada Hari Air Sedunia, saya mendesak pemerintah untuk mengakui krisis air perkotaan untuk apa itu - krisis pemerintahan, kebijakan yang lemah dan manajemen yang buruk, bukan salah seorang dari kelangkaan. Mari kita juga berjanji untuk membalikkan penurunan yang mengkhawatirkan dalam pro-miskin investasi di air dan sanitasi. Dan marilah kita menegaskan kembali komitmen kami untuk mengakhiri penderitaan lebih dari 800 juta orang yang, di dunia banyak, masih tidak memiliki air minum yang aman atau sanitasi yang mereka butuhkan untuk kehidupan dalam martabat dan kesehatan yang baik.

Air untuk kamp-kamp pengungsi di Chad timur

Masalah: Kurangnya air minum dan infrastruktur sanitasi bagi para pengungsi. Sedikit sumber daya di suatu daerah hancur oleh kekeringan dan demografis tidak seimbang sebagai akibat dari konflik Darfur.
Tujuan: Pasokan air. Penciptaan infrastruktur sanitasi (kakus, fasilitas cuci, perlengkapan kebersihan dan pembuangan sampah). Pelatihan promotor kebersihan. Meningkatkan kesadaran internasional mengenai konflik Darfur.
Kamp-kamp pengungsi di Chad timur menampung ratusan ribu orang, termasuk Chad pengungsi dan pengungsi dari Darfur, wilayah Sudan barat yang dalam konflik berdarah secara bertahap jatuh ke terlupakan internasional. Kamp-kamp ini berada di wilayah Sahel, zona semi-kering yang telah hancur selama beberapa tahun terakhir oleh kekeringan yang keras. Selain kelangkaan air, tidak ada infrastruktur sanitasi bagi para pengungsi, yang hidup dengan orang-orang terlantar dan penduduk pribumi dalam iklim ketegangan internal.
Konflik Darfur di Sudan barat telah melihat pemerintah melawan kelompok pemberontak sejak awal tahun 2003. Sejak itu, serangan terhadap penduduk sipil telah mengakibatkan sekitar 400.000 kematian, dan lebih dari 2,5 juta orang (hampir separuh penduduk Darfur) harus meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di luar kota-kota di kamp-kamp pengungsi, terutama di Chad timur, yang berbatasan dengan Darfur.
Sebuah krisis yang terlupakan
Tanda tangan Perjanjian Perdamaian Darfur Mei 2006 oleh pemerintah dan sejumlah kelompok pemberontak Sudan tidak mengurangi serangan terhadap warga sipil, sebaliknya, ini telah meningkat dari waktu ke waktu. Kekerasan ini telah melintasi perbatasan dan juga pindah ke Chad timur, menciptakan iklim ketidakamanan yang menjengkelkan gerakan migrasi dan semua masalah yang dihasilkan dari ini. Konflik ini telah semakin telah diasingkan untuk dilupakan oleh media, yang mengapa Intermón Oxfam telah meluncurkan program kesadaran internasional publik, yang sangat penting dalam rangka untuk mengumpulkan bantuan lebih lanjut.
Wilayah Sudan berbatasan di mana para pengungsi telah menetap dan di mana serangan paling serius terhadap penduduk Chad telah terjadi merupakan bagian dari Sahel, sebuah lingkungan yang sangat rapuh di mana kemajuan padang pasir cepat dan sumber daya dasar seperti air, kayu dan rumput bagi hewan langka. Akibatnya, dampak demografis kedatangan pengungsi dan orang terlantar serius mengancam keberlanjutan sumber daya tersebut.
Intermón Oxfam telah bekerja sejak tahun 2004 di kamp-kamp pengungsi di Chad timur, di mana pengungsi Darfur, Chad pengungsi sebagai akibat dari ketegangan internal di dalam negara mereka dan penduduk asli daerah tersebut hidup berdampingan. Telah memfokuskan kegiatan pada proyek air dan sanitasi di sejumlah kamp pengungsi, serta mendistribusikan barang-barang non-makanan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah wabah epidemi dan penyakit.
Lima kamp pengungsi dengan 120.000 orang membutuhkan infrastruktur air dan sanitasi
Air dan sanitasi bagi para pengungsi dari konflik Darfur meliputi lima kamp di Chad: Djabal (17.531 penerima manfaat), Goz Amer (23288), Aradib (19844), tangkas (45.756) dan Goz Beida de Ville (14.500). Semua kamp-kamp ini membutuhkan air minum dan infrastruktur sanitasi, serta pendidikan tentang kebersihan untuk mencegah penyakit. Di beberapa kamp, ​​seperti di Djabal Goz Beida dan, lebih dari 300.000 liter air disediakan setiap hari.
Karya ini terutama didasarkan pada hal berikut:
  1. Menjamin pasokan air.
  2. Mengelola tangki air dan meningkatkan dan pembersihan sumur dan mata air.
  3. Mendistribusikan wadah yang sesuai untuk mengangkut air.
  4. Latrines.Building membangun fasilitas mencuci.
Masalah kebersihan
Selain itu, diperlukan untuk mendistribusikan barang-barang non-makanan antara para pengungsi, seperti sabun dan produk untuk membersihkan kakus, ember, wadah sampah dan kelambu, dan membuat daerah di mana untuk membakar sampah sehingga untuk menghindari kontaminasi air dan menyebarkan penyakit.
Mengurangi risiko penyebaran epidemi dan penyakit adalah tujuan prioritas. Situasi bervariasi tergantung pada kamp-kamp, ​​misalnya, masalah semakin tinggi di kamp Goz Beida karena sejumlah besar sampah dan kurangnya air tanah.
Pendidikan di praktek higienis dan sehat merupakan bagian penting dari pekerjaan bantuan. Intermón Oxfam melatih promotor kesehatan dan kebersihan untuk mengelola sistem sanitasi dan melibatkan seluruh masyarakat dalam tugas-tugas.

Budaya leluhur untuk menyimpan Titicaca

Masalah: Polusi. Kurangnya sanitasi. Kehilangan teknik leluhur untuk penggunaan air.
Tujuan: Untuk memulihkan budaya tradisional, menggabungkan Aymara antarbudaya dan Uru kurikulum di sekolah. Untuk menghentikan pembuangan polutan di danau.
Lokasi: Danau Titicaca, mengangkangi Bolivia dan Peru (departemen La Paz, Oruro dan Puno).
Durasi kegiatan: Sampai Januari 2011.
Tidak terkontrol dumping di Danau Titicaca, kemiskinan ekstrim dan curah hujan terbatas mengancam populasi Aymara dan Uru. Yang terakhir tinggal di pulau terapung yang terbuat dari alang-alang dan mengkonsumsi air danau langsung tanpa jenis kontrol sanitasi. Dalam rangka untuk mengurangi situasi ini, sekolah-sekolah sangat perlu untuk memasukkan ajaran budaya tradisional adat Aymara dan populasi Uru untuk memulihkan penggunaan teknik leluhur untuk penggunaan air dan meningkatkan kesadaran di kalangan pemerintah tentang pembangunan infrastruktur untuk sanitasi dan untuk mengendalikan pembuangan.
Proyek ini berfokus pada pentingnya memulihkan tradisi budaya dalam rangka untuk mengimbangi pergeseran dalam siklus air alami dan menyediakan solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Danau Titicaca meliputi 8.562 km 2 (dua-dan-a-setengah kali ukuran pulau Majorca), dan terletak di perbatasan antara Bolivia dan Peru (departemen dari La Paz, Oruro dan Puno) di wilayah Altiplano antara 3.800 dan hampir 5.000 meter di atas permukaan laut. Danau Titicaca sendiri rata-rata 3.810 meter di atas permukaan laut, sehingga danau dilayari tertinggi di dunia.
Polusi, perubahan iklim dan kurangnya sanitasi
Dalam wilayah iklim yang keras, masalah yang telah timbul dua yang memiliki dampak langsung pada Danau Titicaca: polusi dan penurunan volume air.
Peningkatan polusi adalah hasil dari pembuangan air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan dan metalurgi dan pemukim di daerah tersebut. Penurunan volume air danau adalah hasil dari curah hujan yang rendah disebabkan oleh perubahan iklim. Para Puno Meteorologi Nasional dan Layanan hidrologi dilaporkan pada bulan Juni 2010 yang terendah air danau tingkat dalam sepuluh tahun terakhir telah didaftarkan pada November 2009 ketika itu jatuh 1,6 meter di bawah tingkat normal. Saat ini rata-rata 1,35 meter di bawah tingkat normal.
Daerah ini juga ditandai oleh kemiskinan: pendapatan tahunan rata-rata adalah 150 euro per keluarga. Delapan puluh persen dari populasi tidak memiliki dasar air, listrik dan layanan kesehatan, yang memenuhi berbagai persyaratan melalui sumur rumah tangga, lampu minyak tanah, kakus dan praktek obat tradisional.
Menyimpan habitat pulau mengambang
Di pulau-pulau mengambang di Danau Titicaca, yang terbuat dari alang-alang dan dihuni oleh orang-orang Uru, air yang dikonsumsi langsung dari danau tanpa kontrol pemurnian air yang diperlukan. Selanjutnya, memancing di danau merupakan salah satu sumber utama penghidupan bagi masyarakat Uru dan stok ikan baru-baru ini menurun sebagai akibat dari polusi.
Dalam rangka untuk mengatasi situasi ini, Educación Sin Fronteras (ESF) [pendidikan tanpa batas] adalah bekerja untuk menggabungkan antar bahasa Aymara dan Uru kurikulum di sekolah-sekolah di daerah itu untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat mengenai bahaya yang signifikan yang disebabkan oleh dumping di air danau. LSM ini juga bekerja dengan otoritas politik untuk mengembangkan struktur air minum dan sistem pembuangan untuk mencegah pembuangan yang tidak terkontrol.
Kelestarian lingkungan adalah nilai bahasa Aymara dan Uru asli yang ESF berusaha untuk memasukkan dalam mengajar lokal. Dalam budaya adat, alam merupakan elemen penting di jantung kehidupan sosial ekonomi dari kedua bangsa, yang merupakan sumber rezeki daripada obyek eksploitasi. Dengan demikian, adalah penting untuk melindungi lingkungan alam untuk menjamin manfaat yang berkelanjutan.
Pemulihan dan perbaikan praktik leluhur
Tindakan FEE memperkuat praktek-praktek leluhur pertanian, menggabungkan fitur inovatif yang memungkinkan peningkatan kualitas hidup dari masyarakat sementara menjamin ketahanan pangan melalui langkah-langkah lingkungan. Mengajar sehingga menganggap cara yang mungkin untuk melindungi danau dari polusi parah dan mengumpulkan air dengan menggunakan teknik tradisional, juga meningkatkan kesadaran tentang penggunaan rasional air untuk konsumsi keluarga serta pertanian.
Jika kebijaksanaan leluhur masyarakat adat tidak dilindungi, generasi muda akan mampu melestarikan pengetahuan kuno yang merupakan bagian dari identitas daerah. Salah satu prinsip ESF adalah dasar kelayakan keberlanjutan lingkungan pada pendidikan orang muda, yang mewakili masa depan tanah.

Ambil siklus air di Bosawas

Masalah: Tanah erosi sebagai hasil dari proses ternak dan pertanian yang tidak tepat yang mempengaruhi siklus air. Pemiskinan penduduk. Buta huruf.
Tujuan: program pendidikan masyarakat untuk mengubah proses produksi, mencegah deforestasi dan meningkatkan koeksistensi antar di kalangan masyarakat ras campuran.
Lokasi: Buffer zona di Cagar Bosawas, municipio de Siuna, Managua (Nikaragua) Durasi kegiatan: Februari 2010 - Februari 2012..
Dalam rangka untuk menghentikan deforestasi di Cagar Bosawas di Nikaragua, rencana pendidikan yang terdiri dari praktek-praktek pertanian dan peternakan berkelanjutan harus dikembangkan yang juga mempromosikan hubungan antarbudaya dan hak-hak gender. Kebangkitan kembali nilai-nilai dan pengetahuan masyarakat adat Mayangna untuk berkontribusi pada recoivery dari siklus air alami merupakan bagian penting dari proyek tersebut.
Reserve Bosawas di Nikaragua dinyatakan PBB Cagar Biosfer karena keanekaragaman hayatinya serta pentingnya sebagai habitat multikultural. 42% dari populasi adalah ras campuran, 8% memiliki akar Afrika, 40% adalah Miskito (adat) dan 8% adalah Mayangna (adat). Yang terakhir ini dapat ditemukan terutama dalam "zona penyangga" yang disebut cadangan, dengan kata lain, bagian tetangga kawasan lindung dari cadangan.
Zona penyangga ini sedang menghadapi proses kolonisasi intens oleh penduduk pedesaan ras campuran, yang merupakan ancaman serius bagi ekosistem karena praktik produksi ternak dan pertanian yang menyebabkan deforestasi progresif karena metode yang mengeringkan tanah dan erosi menyebabkan. Tanah terkikis tidak dapat mempertahankan kelembaban, menyebabkan kekeringan dan dampak akibatnya terhadap panen.
Selain fitur lingkungan dan budaya dari zona penyangga, kondisi kehidupan penduduknya sangat miskin, dengan pelayanan kesehatan hampir tidak ada sama sekali. Tidak lebih dari 8,6% memiliki fasilitas air minum dan hanya 10% rumah di daerah tersebut memiliki air listrik. Selanjutnya, setengah dari populasi buta huruf, dengan hanya 22,7% telah menerima pendidikan formal.
Memulihkan dan menjatuhkan nilai-nilai tradisional Mayangna
Salah satu masyarakat adat, Mayangna, memiliki nilai-nilai leluhur dan pengetahuan luas tentang kelestarian lingkungan dan teknik pertanian. Educación Sin Fronteras [pendidikan tanpa batas] telah mengembangkan sebuah proyek yang mendukung bentuk-bentuk alternatif pendidikan masyarakat sesuai dengan konteks spesifik daerah, dan didasarkan pada pemulihan dan menyampaikan pengetahuan leluhur. Dengan demikian, proses pendidikan yang sedang dilakukan di 16 komunitas ras campuran pedesaan di zona penyangga berusaha untuk membawa perubahan signifikan dalam sistem produksi dan hidup berdampingan antarbudaya sehingga membuat lebih baik menggunakan potensi yang ada.
Proyek ini telah didirikan sesuai dengan hak, disetujui oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dari masyarakat adat untuk penggunaan sumber daya alam mereka, untuk pendidikan dalam bahasa mereka sendiri dan untuk mempromosikan budaya mereka, dan menumbuhkan proses belajar bersama yang mendorong masyarakat untuk merancang rencana kehidupan dan lingkungan berdasarkan pada pertukaran budaya dan sikap yang diperoleh selama proses yang berhubungan dengan lingkungan pendidikan.
Proyek ini didasarkan pada proses pelatihan yang akan menargetkan 32 pemimpin, 40 pendidik masyarakat dan 320 manajer pembangunan lokal dalam rangka untuk mencakup masyarakat secara keseluruhan.

Air minum, sanitasi dan kebersihan di Ethiopia

Masalah: Kurangnya air minum dan infrastruktur sanitasi. Kemiskinan, kondisi tidak sehat dan kurangnya pengetahuan tentang kebersihan. Merugikan perempuan dan anak perempuan yang harus pergi dan mengambil air dan tidak dapat bersekolah.
Tujuan: konstruksi Manual dan menggali mata air dan sumur. Biologi dan fisik perlindungan dan pengembangan sumber daya alam di sekitar sumber air dan pipa. Promosi kebersihan dan sanitasi. Revitalisasi masyarakat.
Lokasi: Woredas (kabupaten) dari Tena dan Zeway Dugda di wilayah Oromiya dan Cheha dan Bolosso Sakit di, Nasionalitas Selatan Bangsa dan wilayah Rakyat.
Dalam Oromiya dan Bangsa Selatan, Nasionalitas dan daerah Rakyat Ethiopia, ada akses terbatas untuk air minum dan sanitasi dasar. Air yang terkontaminasi menyebabkan kematian dan penyakit, dan panen sepenuhnya tergantung pada curah hujan, itulah sebabnya mereka tidak mencukupi. Perempuan dan anak perempuan harus melakukan perjalanan sangat jauh untuk mengambil air, dan mereka tidak mampu untuk pergi ke sekolah atau berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Mata air dan sumur perlu dibangun, sumber daya alam perlu dilindungi, dan higiene dan sanitasi perlu dipromosikan di daerah tersebut.
Ethiopia merupakan salah satu negara termiskin di dunia dan dilanda kekeringan dan kelaparan sering. 84% penduduk tinggal di daerah pedesaan dan tergantung pada pertanian subsisten. Hanya 24% dari penduduk memiliki akses terhadap air minum, meskipun sejumlah besar sumber daya air yang tersedia di negara ini, khususnya di lapisan tanah, dan hanya 13% mendapat layanan sanitasi dasar (menurut laporan Bangsa-Bangsa 2006 Program Pembangunan Perserikatan) . Angka-angka ini berada di terendah mereka di daerah pedesaan.
Karena situasi ini, ratusan orang jatuh sakit dan mati setiap hari akibat minum air yang tercemar, dan sedikit makanan yang diproduksi sejak panen sepenuhnya tergantung pada curah hujan dan mati ternak dari penyakit yang berkaitan dengan kualitas air yang buruk. Situasi ini juga menjadi penyebab dari masalah sosial yang serius, terutama di daerah pedesaan, sebagai perempuan dan anak perempuan harus melakukan perjalanan sangat jauh untuk mengambil air, akibatnya, mereka tidak punya waktu untuk pergi ke sekolah atau berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
> Solusinya adalah dengan membangun infrastruktur untuk mengambil air dari lapisan tanah dan membuatnya dapat diakses oleh semua Etiopia. Kekurangannya adalah bahwa ada kekurangan bahan, sumber daya keuangan dan manusia. Pemerintah Ethiopia telah menyusun sebuah program ambisius yang berusaha untuk mencapai aksesibilitas air 100% pada tahun 2012. Namun demikian, ada ketidaksesuaian antara kebutuhan negara dan kapasitas pemerintah untuk menemui mereka. Intermón Oxfam telah bekerja di Ethiopia sejak 1989 di sejumlah bidang dan wilayah geografis, dan salah satu tujuan utama adalah untuk membuat air minum yang tersedia bagi penduduk.
Daerah yang paling dirugikan
Para Oromiya dan Bangsa Selatan, Nasionalitas dan daerah Rakyat menutupi bagian tengah dan selatan-barat dari Ethiopia. Bersama-sama, mereka mencakup area permukaan 466.359 km2 negara, hampir setengah, dan adalah rumah bagi sekitar 37 juta orang, lebih dari setengah total penduduk Ethiopia. Daerah-daerah yang paling kurang dalam hal ketersediaan air minum, dengan akses jauh lebih sedikit daripada rata-rata nasional.
Aktivitas ekonomi utama di daerah tersebut adalah produksi tanaman dan peternakan. Mayoritas masyarakat menggunakan sumber-sumber yang tidak dilindungi dan sungai untuk mendapatkan air untuk keperluan rumah tangga. Sumber-sumber yang dimiliki oleh binatang dan manusia sama, dengan resiko kesehatan yang dihasilkan. Selanjutnya, jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk mencari air dari sumber yang tidak dilindungi bervariasi antara 20 menit dan satu jam per perjalanan, dan konsumsi air rata-rata di sebagian besar kebeles (desa) adalah sekitar lima liter per orang per hari, yang berjumlah 25% dari jumlah minimum yang disarankan.
Proyek ini dilakukan di woredas (kabupaten) dari Tena dan Zeway Dugda di wilayah Oromiya, dan Cheha dan Bolosso Sakit di, Nasionalitas Selatan Bangsa dan wilayah Rakyat. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan akses ke pelayanan air dan kebersihan, demikian juga meningkatkan kesehatan masyarakat dan menyelamatkan perempuan dan anak perempuan waktu dan usaha yang sebenarnya dapat digunakan untuk pendidikan, partisipasi sosial dan kegiatan pembangunan. Hal ini juga diperlukan untuk menjamin keberlanjutan perbaikan melalui pembentukan kelompok fokus (terdiri dari anggota komite air, teknis korps, para pejabat pemerintah daerah dan karyawan mitra lokal). Tujuan selanjutnya adalah untuk meningkatkan transparansi dan manajemen di kalangan pejabat pemerintah dan aktor lainnya dalam sektor air melalui tindakan politik.
Adapun penciptaan infrastruktur, proyek didasarkan pada konstruksi dan menggali sumur dan mata air dan perlindungan biologis dan fisik dan pengembangan sumber daya alam di sekitar sumber air dan pipa. Dalam rangka mempromosikan higiene dan sanitasi, kampanye pendidikan massal akan diluncurkan dan kunjungan rumah akan dibuat, menggunakan informasi, pendidikan dan materi komunikasi. Tim promotor kesehatan akan terlibat dalam tindakan ini. Pembangunan jamban tradisional, penting untuk memenuhi tujuan kebersihan, akan dipromosikan.
Proyek ini juga berusaha untuk mendorong partisipasi masyarakat lokal dan, khususnya, papan komite dan tim ahli mereka. Pada saat yang sama, kegiatan pelatihan akan dilakukan dan alat-alat dan peralatan akan didistribusikan untuk pemeliharaan sistem. Kursus pelatihan dua dan dua kunjungan akan diatur untuk memungkinkan 50 orang dari tim proyek dan staf dari berbagai badan pemerintah daerah (kesehatan, air, pertanian, pendidikan dan urusan perempuan, serta kantor manajemen) untuk bertukar pengalaman.
Program ini secara langsung akan menguntungkan 30.303 orang (14.802 pria dan 15.501 wanita) tinggal di empat woredas, meningkatkan akses ke air bersih dan sanitasi. Selain itu, melalui pelatihan dan penciptaan kontak, 50 orang dari empat mayat mitra lokal dan empat lembaga pemerintah di kabupaten akan mendapatkan keuntungan langsung dari partisipasi dalam kursus pelatihan, lokakarya dan pertukaran pengalaman. Diperkirakan bahwa akan ada lebih dari 20.000 penerima manfaat tidak langsung.

Air minum, sanitasi dan kebersihan untuk menghilangkan kolera di pedesaan DR Kongo

Masalah: Kurangnya akses terhadap air minum dan pendidikan tentang praktek-praktek kebersihan yang baik.
Tujuan: Meningkatkan akses terhadap air minum, kebersihan air dan sanitasi di masyarakat pedesaan dan semi-desa di daerah endemik kolera.
Lokasi: kabupaten Selatan dan timur Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Penerima Manfaat: 10.000 anak-anaknya, 5.000 perempuan dan 5.000 laki-laki.
Di Republik Demokratik Kongo, kurang dari 29% dari penduduk pedesaan memiliki akses ke air minum, dan kurang dari 31% memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.
Kurangnya pelayanan dasar tersebut adalah penyebab langsung dari diare, yang 14% dari anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahun, dan epidemi wabah kolera, yang menyebabkan lebih dari 20.000 kematian per tahun, terutama di propinsi Katanga, Orientale, Kivu Utara dan Kivu Selatan.
Meningkatkan akses terhadap air minum dan memerangi kolera
Berkat proyek ini untuk meningkatkan fasilitas sanitasi dan layanan, 20.000 orang dari 30 desa dan daerah dekat dengan kota bisa memiliki akses yang lebih baik untuk air minum dan bebas dari ancaman kolera, sementara 20.000 orang bisa memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik.
Selain itu, 80% rumah tangga bisa menggunakan kakus dalam kondisi higienis dan mampu menjaga mereka.
80% rumah tangga higienis dapat membuang limbah dalam negeri sendiri.
60% dari populasi bisa dapat untuk mencuci tangan mereka sebelum makan dan setelah menggunakan jamban.
70% dari populasi bisa belajar tentang transmisi fekal-oral dari penyakit dan bagaimana untuk memurnikan air di rumah.

Air, sanitasi dan kebersihan di sekolah-sekolah di Guinea-Bissau


Masalah: Kurangnya air minum, sanitasi, dan pendidikan pada praktek kebersihan yang baik.
Tujuan: Mengurangi air terkait diare, penyakit dan kematian di antara anak-anak di 35 sekolah dasar dan di tingkat masyarakat di seluruh wilayah Tombali.
Lokasi: Daerah Tombali, Republik Guinea-Bissau, Afrika.
Langsung penerima manfaat: 10.000 anak-anaknya dan 9.000 orang dewasa
Di Republik Guinea-Bissau, yang memiliki populasi 1.414.000, kematian anak telah meningkat sebesar 80% sejak tahun 2000 sebagai akibat dari malnutrisi, infeksi pernafasan, malaria dan diare. Hanya 39% dari anak di bawah usia lima tahun tidur di bawah kelambu yang diobati dengan insektisida, sementara 4% menderita kekurangan gizi dan 19% dari kekurangan gizi sedang.
Informasi mengenai indikator kebersihan belum tersedia, namun kasus wabah kolera menggambarkan kurangnya akses terhadap air minum dan kurangnya pemahaman dan praktik kebersihan yang baik.


Manfaat: Pendidikan fasilitas sanitasi, dan sistem pasokan

  • Setidaknya 10.000 siswa di 35 sekolah dasar dan 9.000 orang di masyarakat sekitar mendapatkan manfaat dari sistem penyediaan air sebagai hasil dari pembangunan sejumlah sumber air yang sama ditingkatkan, termasuk lima sistem penyediaan air matahari.
  • Setidaknya 10.000 siswa manfaat dari fasilitas sanitasi yang tepat dan praktek kebersihan yang aman sebagai hasil dari pembangunan 70 jamban individu dengan cekungan tangan.
  • 175 orang dilatih untuk mempertahankan poin air dan dalam pengelolaan air baik di 35 sekolah.
  • 35 "Anak untuk Anak" klub sanitasi diciptakan untuk 525 murid (anak laki-laki dan perempuan).

"Air di Dunia Urbanising", subjek Pekan Air Dunia 2001, yang diselenggarakan di Stockholm antara 21 dan 27 Agustus.


Air Dunia Minggu, yang diadakan di Stockholm dari 21-27 Agustus, adalah sebuah forum diadakan setiap tahun yang berhubungan dengan pertanyaan yang paling mendesak yang berkaitan dengan sumber daya hydric di dunia.
Forum ini dimulai pada tahun 1991, yang diselenggarakan oleh SIWI, Air Internasional Stockholm Institute, dan dari waktu ke waktu telah menjadi titik pertemuan yang diperlukan untuk lebih dari 50 badan-badan internasional, yang paling relevan tentang masalah yang timbul dari kurangnya sumber daya hydric cocok di dunia . Lembaga memiliki kantor pusat di Stockholm dan program-program kegiatan berkontribusi untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk krisis air dunia berkembang.
Para SIWI menjalankan proyek dan program penelitian dan menerbitkan sebuah sintesis dari kesimpulan dan rekomendasi tentang air dan lingkungan untuk masalah baik saat ini dan masa depan, tetapi juga berhubungan dengan pertanyaan dari governability dan pengembangan manusia yang terkait dengan penggunaan air minum. Lembaga ini telah berubah menjadi sebuah platform yang aktif untuk pertukaran know-how dan penciptaan jaringan antara komunitas ilmiah dan dunia usaha, dunia politik dan komunitas dalam masyarakat sipil.
Fokus utama dari kegiatan Pekan Air Dunia, yang memiliki dukungan yang paling diakui badan-badan internasional seperti PBB dan UNESCO, merupakan organisasi seminar, konferensi dan debat dengan tujuan mendirikan sebuah pertukaran sudut pandang dan pengalaman antara ilmuwan, perusahaan dan organisasi yang bersifat sipil dari seluruh dunia, tujuannya adalah bahwa untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium PBB dan tujuan yang berkaitan dengan air yang disepakati pada KTT Dunia Pembangunan Berkelanjutan 2002 di Johannesburg. Lembaga We Are Air dalam perjanjian penuh dengan tujuan-tujuan, dalam cara yang sama sebagai organisasi yang dalam proyek ini bekerja sama, karena mereka membentuk fondasi penting untuk struktur dan mengembangkan, dalam cara yang terkoordinasi dan nyata, upaya dihabiskan untuk meringankan masalah serius tentang planet air.
Filosofi dari forum internasional ini diilhami oleh cara berpikir baru dalam rangka untuk melakukan tindakan positif untuk tantangan yang berkaitan dengan air minum di dunia dan dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan, klimatologi, ekonomi, dll Setiap tahun difokuskan pada masalah yang paling mendesak dan paling memprihatinkan hari, melihat secara khusus dalam rangka untuk membuat analisis mendalam. Meskipun materi pelajaran bervariasi dari tahun ke tahun, relevansi mereka berlangsung selama beberapa tahun.
null
Air dan urbanisasi
Pada acara 2011, subyek mengambil bentuk di sekitar pertanyaan kunci dan titik berdebat tentang "Air di Dunia Urbanising", subjek sejalan dengan Hari Air Dunia terakhir 2011, "Air untuk Kota" (lihat Newsletter dari 22 Maret 2011 ) dan yang menekankan tuntutan utama dari pemimpin global mengenai investasi untuk menjamin air untuk semua kota di dunia.
Selama campur tangan-Nya, Direktur Eksekutif International (SIWI) Stockholm Institut Air, Anders Berntell, memperingatkan mereka yang hadir itu, "Kami menjalankan risiko kehilangan pertempuran air dan kesehatan di banyak kota di dunia, dan itu adalah perkelahian bahwa kita tidak mampu kehilangan. "
Permintaan dari para pemimpinnya pada acara tahun ini adalah untuk investasi lebih dalam infrastruktur tahan terhadap bencana alam dan manajemen yang lebih cerdas dari air untuk menghindari kekeringan, banjir dan polusi menempatkan dalam bahaya pangan, energi dan air keamanan di dunia yang urbanising cepat. Kita harus menyadari bahwa orang-orang yang tinggal di kota akan mencapai 80 persen dari populasi dunia pada tahun 2050 dan bahwa sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di daerah risiko kelangkaan air dan banjir bencana. Dengan ini tahun yang sama, diperkirakan bahwa penduduk perkotaan akan menjadi ukuran yang sama dengan populasi seluruh dunia hari ini dan bahwa sekitar 95% persen dari peningkatan populasi dunia akan terjadi di wilayah perkotaan
Swedia Menteri Kerjasama Internasional dan Pembangunan, Gunilla Carlsson, disorot, antara titik lain, bahwa akses yang lebih besar untuk pasokan air bersih dan sanitasi merupakan kekuatan katalis penting bagi pembangunan, dan menunjukkan bahwa "biaya tidak bertindak yang jauh lebih besar daripada biaya pengelolaan sumber daya air berkelanjutan yang bekerja dengan benar". Dengan pemikiran ini, para ahli berkumpul di forum ini mempelajari pilihan paling cerdas untuk memastikan bahwa sumber daya air yang terbatas ditugaskan untuk menutupi kebutuhan tumbuh dari, pertanian kota, industri jasa energi, dan rumah, dalam keseimbangan dengan kapasitas alam untuk menyediakan itu, yang merupakan salah satu tantangan paling penting dan sulit untuk dekade mendatang.
Its program, lokakarya dan seminar ditangani dengan semua sosial, psikologis, lingkungan, aspek politik dan ekonomi yang diajukan oleh peningkatan menakjubkan dan dipercepat pada urbanisasi, sebagai faktor penting dari perubahan bagi orang-orang, hubungan sosial mereka dan cara hidup, di tingkat lokal, tingkat nasional, regional dan dunia.
Selama tujuh hari bahwa forum tersebut berlangsung, ada rata-rata antara 14 dan 18 seminar dan kegiatan sehari-hari, yang memiliki dukungan lebih dari 90 penyelenggara dari seluruh dunia, dan membawa bersama-sama lebih dari 2.500 ahli global, di antaranya dokter, politik pemimpin dan inovator bisnis.
null
Panggilan untuk para pemimpin KTT Rio +20
Air Dunia 2011 berakhir Minggu dengan Deklarasi Stockholm, panggilan dari benda yang berbeda dan LSM untuk semua pemimpin dunia yang akan mengambil bagian dalam KTT Rio +20, antara 4 dan 6 Juni 2012, berkomitmen untuk mencapai universal, penyediaan air minum yang aman, kebersihan yang sesuai dan layanan energi modern pada 2030 dan mengadopsi tujuan khusus intervensi untuk meningkatkan efisiensi dalam penanganan sumber daya air, energi dan makanan.
Deklarasi ini mencakup tujuan yang harus dicapai untuk tahun 2020 dan yang diringkas dalam mencapai peningkatan 20% dalam efisiensi rantai makanan, efisiensi air di sektor pertanian dan penggunaan air yang sesuai dalam produksi energi, serta jumlah air digunakan kembali. Juga ditetapkan sebagai tujuan adalah penurunan 20% dalam polusi air minum.
Deklarasi Stockholm didukung oleh UN-Air, Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan, Konservasi Alam dan Keselamatan Nuklir, dan Kementerian Federal untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, dan berlangganan oleh organisasi-organisasi internasional yang paling relevan menghadiri Pekan Air Dunia.
Para Río +20 Summit adalah pertemuan berikutnya PBB tentang pembangunan berkelanjutan yang akan diselenggarakan di Río de Janeiro pada tahun 2012, 20 setelah pertemuan puncak bersejarah pertama dari Río de Janeiro tahun 1992 dan sepuluh tahun setelah itu Johannesburg pada tahun 2002.
Menurut penyelenggara, tujuan KTT ini adalah untuk memastikan renovasi dari komitmen politik untuk pembangunan berkelanjutan, untuk mengevaluasi kemajuan yang dibuat terhadap tujuan yang disepakati secara internasional tentang pembangunan berkelanjutan dan menyoroti tantangan baru dan muncul. KTT ini akan berurusan dengan dua mata pelajaran tertentu pada dasar yang sama: ekonomi hijau dalam konteks pemberantasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan, dan penciptaan kerangka kelembagaan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Lembaga We Are Air, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa, menganut filosofi dari Deklarasi Stockholm, karena penting untuk menciptakan dasar-dasar kesadaran dan tindakan dalam cahaya dari salah satu tantangan paling penting yang dihadapi umat manusia untuk dekade mendatang.
null
Tentang Kami Are Air
Tujuan dari Yayasan Air We Are, dipromosikan oleh perusahaan Roca, yang, di satu sisi, untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat umum dan administrasi publik tentang perlunya untuk mendorong budaya baru dari air di dunia dan, di sisi lain tangan, untuk mengurangi efek negatif terkait dengan kurangnya sumber daya hydric, melalui pengembangan kerjasama dan proyek bantuan bersama dengan berbagai organisasi seperti Pendidikan tanpa Frontiers, Vicente Ferrer Yayasan, Intermon Oxfam dan Unicef.

Krisis di Afrika jelas menunjukkan peran yang bermain dalam organisme internasional bantuan karena kurangnya air.


Krisis kemanusiaan di Tanduk Afrika dan di kamp-kamp pengungsi di Chad karena konflik di Darfur yang menuntut respon yang cepat dan efisien dari organisme internasional yang, tergantung pada PBB, beroperasi di benua Afrika. Mereka adalah dua krisis yang jelas menunjukkan kebutuhan untuk membuat dunia sadar akan bencana yang terjadi, untuk mengumpulkan dana dan memobilisasi bantuan internasional efisien dan dalam cara yang terkoordinasi. Dalam kedua kasus, We Are Air sedang mengembangkan peningkatan kesadaran dan proyek-proyek dukungan dengan Intermon-Oxfam yang menunjukkan struktur dari masalah hydric serius dan krisis kemanusiaan yang mereka menyebabkan. ( Lihat proyek Chad , Ethiopia lihat proyek )
Chad agriculture
Kedua krisis itu diramalkan tahun di muka untuk alasan yang beragam. Bahwa dari Tanduk Afrika disebabkan oleh kekeringan yang mengerikan selama setahun terakhir, yang dikombinasikan dengan yang sebelumnya, telah menghasilkan puncak yang berbahaya curah hujan jauh di bawah tingkat normal yang dialami daerah dalam lima tahun terakhir. Berlebihan kurangnya air telah dikalikan efek negatif dengan cara menghancurkan, dengan ribuan ekor sapi mati dan tanah menjadi tidak produktif praktis. Ini adalah kekeringan terburuk sejak 1950-an dan situasi telah menghasilkan spektakuler memburuk dengan yang baru flare-up dari konflik bersenjata yang telah endemik dicambuk perbatasan Ethiopia dan Somalia selama dekade terakhir dan kedatangan pada adegan Al Shabab gerilya kekuatan yang sejak 2007 telah menyerang pasukan pemerintah kedua negara. Keadaan perang saudara hampir permanen telah menyebabkan perpindahan ribuan Somalia ke Ethiopia, Kenya dan Djibouti, menciptakan masalah konsekuensi manusia yang serius karena kurangnya sumber daya hydric dan makanan dasar ( Lihat Buletin dari 19 Juli 2011 ).
FAO dan WFP bekerja sama dalam krisis Tanduk Afrika
Tujuan utama dari FAO (PBB Organisasi Pangan dan Pertanian) adalah untuk mencapai ketahanan pangan bagi semua penduduk dunia, dan untuk memastikan bahwa orang memiliki akses rutin ke makanan berkualitas baik sehingga mereka dapat menjalani hidup aktif dan sehat . Untuk mencapai hal ini, mandat dari FAO terdiri dari perbaikan gizi, peningkatan produksi pertanian, meningkatkan standar hidup penduduk pedesaan dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Untuk memberikan gambaran dari kerja keras bahwa organisasi menempatkan dalam, pada tahun 2008 FAO melakukan 755 proyek-proyek darurat di 144 kabupaten atau daerah.
WFP (World Food Programme) merupakan organisasi bantuan kemanusiaan terbesar di dunia yang melawan kelaparan global. Ini adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memiliki sebagai tujuan utama untuk bekerja selama keadaan darurat menyediakan makanan untuk menyelamatkan nyawa para korban bencana apapun. Setelah keadaan darurat telah berlalu, WFP bertanggung jawab untuk menggunakan makanan untuk membantu masyarakat membangun kembali kehidupan mereka yang hancur. Setiap tahun, WFP membantu rata-rata 90 juta orang di lebih dari 70 negara.
Dalam krisis di Tanduk Afrika, yang FAO memperingatkan tahun lalu, organisasi ini dan bekerja sama dengan WFP OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok-kelompok kemanusiaan lainnya, seperti LSM, untuk memobilisasi respon pra-didirikan dalam situasi darurat. Ini termasuk, pertama, evaluasi persyaratan bantuan pangan segera, memperkirakan apa yang akan dibutuhkan untuk membangun kembali produksi pangan lokal dan sarana subsistensi. FAO kemudian merumuskan program pembentukan kembali dan memobilisasi dana untuk melakukan tugas ini. Dalam krisis saat ini di Tanduk Afrika, FAO telah mengangkat € 350.000.000 dari Bank Dunia dan 264 juta dari Uni Afrika (AU), cara panjang pendek dari 974.000.000 bahwa organisasi PBB dianggap perlu untuk mengurangi kelaparan di zona itu. Sejak awal krisis, Spanyol akan membayar € 22.300.000, sedangkan Sekretaris Negara untuk Kerjasama internasional, Soraya Rodríguez, memprediksi bahwa jumlah akhir akan memberikan kontribusi lebih dari € 25.000.000 awalnya dijanjikan oleh pemerintah.
Di sisi lain, dan seperti biasanya terjadi, kelaparan di Tanduk Afrika adalah kasar menghukum terlemah: sekitar 570.000 anak-anak, mayoritas di selatan Somalia, menderita kekurangan gizi yang parah, yang berarti bahwa mereka berada di ambang kematian, menurut peringatan UNICEF. Lain 2,3 juta anak-anak juga menderita gizi buruk pada tingkat lebih rendah dan ribuan terancam oleh beragam epidemi di kamp-kamp pengungsi, seperti campak, yang telah pecah karena kekurangan air, kekurangan gizi dan kurangnya kebersihan. Lembaga We Are bekerja Yayasan Air dengan UNICEF dan dengan cara ini berkomitmen untuk proyek-proyek di Guinea-Bissau dan di Republik Demokratik Kongo.
Organisasi non-pemerintah (LSM) melakukan fungsi sangat penting sebagai rekan dalam intervensi untuk melindungi dan membangun sarana subsistensi pertanian. Pada banyak kesempatan mereka memberikan distribusi untuk petani bahan penting yang disediakan oleh FAO, seperti bibit, peralatan pertanian dan pupuk. FAO melakukan fungsi penilaian, misalnya, memastikan bahwa pasokan bantuan yang cocok untuk musim iklim dan menjahit daerah. Tujuan utama dari intervensi darurat dari FAO adalah untuk mencegah situasi memburuk kemudian di daerah pedesaan. FAO campur tangan cepat dalam rangka membangun kembali produksi pertanian, memperkuat strategi kelangsungan hidup dari mereka yang terkena dampak dan memungkinkan penduduk untuk kurang tergantung pada bantuan pangan, sesegera mungkin.
Etiopia Napolitano
UNHCR dan UNAMID berjaga-jaga atas hak asasi manusia di perbatasan Darfur
Situasi para pengungsi Somalia, yang melintasi perbatasan didorong oleh rasa lapar dan melarikan diri dari kekerasan bersenjata, telah menjadi masalah yang sama dengan konflik Darfur, di mana ratusan ribu orang dari wilayah Sudan telah melarikan diri dan dijejalkan ke kamp-kamp pengungsi Chad, di daerah semi-gurun Sahel. Justru situasi di Darfur yang menyebabkan salah satu tindakan pertama dari Uni Afrika (AU) setelah penciptaan pada tahun 1999.
Tindakan utama yang AU melakukan dengan PBB adalah penciptaan UNAMID (Operasi Uni / PBB di Darfur Afrika Hybrid) pada tanggal 31 Juli 2007, sebuah proyek kerjasama operasi antara institusi terutama ditujukan pada melestarikan keselamatan sipil populasi, mengawasi kepatuhan perjanjian politik yang dibuat untuk memelihara perdamaian dan berkontribusi terhadap kesadaran dan difusi hak asasi manusia sepanjang perbatasan Darfur dengan Chad dan Republik Afrika Tengah.
Kamp-kamp resepsi adalah melimpah dan kurangnya air, makanan dan kebersihan yang menyebabkan banyak kematian akibat epidemi. Krisis ini telah diikuti sejak awal oleh UNHCR (PBB Komisi Tinggi untuk Pengungsi), misi utama yang adalah untuk menjamin perlindungan internasional dari masyarakat tercerabut dari dunia, yang jumlahnya saat ini lebih dari 36 juta. UNHCR bekerja dalam cara yang terkoordinasi dengan UNAMID dan tentu saja dengan FAO dan WFP.
Etiopia Dennis
Proyek-proyek dari Yayasan Kita Apakah Air di Ethiopia dan Chad
Air untuk kamp-kamp pengungsi di timur Chad
Kamp-kamp pengungsi di timur Chad ratusan rumah ribuan orang, di antaranya pengungsi Chad dan pengungsi dari Darfur, wilayah di barat Sudan, yang berdarah konflik telah jatuh ke terlupakan internasional. Kamp-kamp yang terletak di wilayah Sahel, wilayah semi-gurun pasir yang dalam beberapa tahun terakhir telah hancur oleh kekeringan yang parah. Ditambahkan kurangnya air adalah tidak adanya infrastruktur higienis untuk perlindungan yang tinggal bersama para pengungsi dan penduduk lokal dalam iklim ketegangan internal.
Pasokan air dan program kebersihan meliputi lima kamp dengan total 120.000 pengungsi. Semua kamp-kamp ini memerlukan infrastruktur air minum dan drainase, serta distribusi barang-barang non-makanan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan menghindari munculnya epidemi dan penyakit.
Air minum, drainase dan kebersihan di Ethiopia
Di daerah Ethiopia Oromia dan Perserikatan Bangsa-Selatan, Nasionalitas dan Daerah Rakyat ada kurangnya akses terhadap pelayanan air minum dan sanitasi dasar. Air yang terkontaminasi menyebabkan hilangnya kehidupan dan penyakit, dan tanaman bergantung secara eksklusif pada curah hujan, yang mengapa mereka langka. Anak perempuan dan perempuan harus berjalan kaki untuk jarak jauh untuk mendapatkan air dan tidak bisa pergi ke sekolah atau mengambil bagian dalam kehidupan masyarakat. Untuk alasan ini, pembangunan mata air dan sumur yang diperlukan, serta konservasi sumber daya alam dan promosi kebersihan dan sanitasi di daerah tersebut.
Tentang Kami Are Air
Lembaga We Are Yayasan Air, dipromosikan oleh perusahaan Roca, telah sebagai tujuan, di satu sisi, untuk meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat umum dan administrasi publik tentang perlunya untuk mendorong budaya baru dari air di dunia, dan di sisi lain tangan, untuk mengurangi efek negatif terkait dengan kurangnya sumber daya hydric, melalui pengembangan kerjasama dan proyek bantuan bersama dengan berbagai organisasi seperti Pendidikan tanpa Frontiers, Vicente Ferrer Yayasan, Intermon Oxfam dan UNICEF.
Tentang Intermon Oxfam
Oxfam Intermon perkelahian melawan penyebab kemiskinan, dan tidak hanya terhadap konsekuensinya. Untuk mencapai hal ini, ia bekerja secara terpadu dalam lebih dari lima puluh negara di Afrika, Amerika dan Asia: itu bekerja sama dalam lebih dari 500 pembangunan dan program aksi kemanusiaan, mendorong perdagangan yang adil dan mempromosikan peningkatan kesadaran dan kampanye mobilisasi sosial. Ini memiliki kolaborasi lebih dari 250.000 anggota, donor dan organisasi, serta kerja yang stabil lebih dari 2.000 orang, di antara relawan dan karyawan. Sejak tahun 1997 telah menambahkan upayanya untuk 13 LSM lain dari konfederasi internasional Oxfam dalam rangka mencapai efisiensi yang lebih besar dalam tugasnya.
Etiopia Intermon

"Hanya beberapa tahun yang lalu, baik masyarakat maupun arsitek memperhitungkan penggunaan kembali air. Hari ini telah menjadi pertanyaan mendasar "



null
Arsitek Barcelona, ​​teman dari We Are Air, menganalisis aspek-aspek fundamental dari hubungan antara arsitek dan air, di perumahan dan perkotaan dan pedesaan. Dia juga menyoroti pentingnya pendidikan dalam proses membuat masyarakat lebih sadar.
Kurangnya dan perubahan dalam sumber daya alam dan sumber daya khusus hydric, dalam semua aspek mereka, secara intrinsik mempengaruhi masa sekarang dan masa depan arsitektur dan hubungannya dengan dunia sekitarnya. Bergaul arsitektur dengan keberlanjutan adalah sesuatu yang kini melekat dan wajib di semua proyek-proyek perkotaan dan perencanaan, baik di kota maupun di perkotaan.
Lembaga We Are Air telah mewawancarai Carlos Ferrater, seorang arsitek Spanyol diakui secara internasional dan prekursor dalam banyak arsitektur berkelanjutan, yang sangat sensitif dalam semua proyek untuk setiap masalah dan setiap yang ditimbulkan oleh manajemen air yang tepat. Ferrater menyatakan bahwa, bagaimanapun, subjek air minum, sebelum pertanyaan arsitektur atau teknologi, sebenarnya budaya.
Dalam deklarasi itu, Carlos Ferrater, teman dari We Are Air, menyediakan kunci untuk hubungan antara sumber daya dan solusi arsitektur. Ia juga mendefinisikan kualitatif tanggung jawab dan peran arsitek saat ini, yang harus menghadapi bahwa sampai dengan adaptasi dan penggunaan yang benar dari air minum di habitat mengalami perubahan zaman. Baginya, inisiatif dan proyek solidaritas We Are Air memungkinkan untuk merencanakan dan melakukan tindakan baik yang berkelanjutan.
Carlos Ferrater adalah Dokter Arsitektur dan Ketua Universitas proyek arsitektur di UPC (Universitat Politécnica de Catalunya) dan Direktur Blanca Cátedra Barcelona; diangkat dosen dari Academia Real de Belles Arts de Sant Jordi dan diinvestasikan Doctor Honoris Causa oleh University of Trieste.
Dia telah dianugerahi hadiah paling bergengsi, di antaranya menampilkan hadiah FAD empat, Kota Barcelona Hadiah pada tahun 1999 dan 2008, Brunel internasional arsitektur hadiah di Denmark pada 2005 dan hadiah BigMat pada tahun 2009.
Di antara banyak karya-Nya, yang paling lambang dan inovatif yang menonjol adalah Desa Olimpiade Val d'Hebron kabupaten, Hotel Rey Juan Carlos I, Institut Ilmiah dan Kebun Raya Barcelona, ​​Stasiun Intermoda Zaragoza, yang Aquileia menara di Venesia, Passage Seafront dari Pantai Poniente di Benidorm dan pembangunan Roca Barcelona Galeri di Barcelona.

Apa arsitektur berkelanjutan untuk Anda?
Jika kita harus berpikir tentang apa yang akan arsitektur berkelanjutan, bentuk aku akan arsitektur vernakular, arsitektur tradisional, arsitektur populer, arsitektur yang selalu diperhitungkan iklim, orientasi, inersia termal, melintasi ventilasi ... begitu banyak unsur yang mendefinisikan sebuah arsitektur yang benar-benar berkelanjutan, di atas semua arsitektur berkelanjutan dengan sumber daya pasif ".
Roca Gallery
Apa peran pengelolaan air bermain dalam konsep arsitektur berkelanjutan?
Masalah energi dan pertanyaan air dalam keberlanjutan dan pembangunan habitat adalah pertanyaan besar-besaran penting. Kami akan mulai dengan mempertimbangkan bagaimana untuk mengeringkan bangunan baik - Parthenon akan menjadi contoh maksimum bagaimana untuk mengambil tetes terakhir air ke dasar bangunan - dan kemudian mungkin kita dapat mengumpulkan dan dari sana memulai penghematan energi baik dan air. Maka ada aspek lain yang terhubung dengan air, seperti membuat jaringan terpisah, yang merupakan elemen yang lebih modern, dll Dari sudut pandang saya, kontrol air sangat penting melalui elemen sanitasi, dll Ini adalah penting parameter dalam konstruksi dan dalam proyek untuk membangun, dari habitat.
Para Framptom arsitek Kenneth mengatakan bahwa arsitektur modern adalah "untuk mengucapkan pada apa yang terjadi". Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
Saya selalu setuju dengan seorang teman baik seperti Kenneth Framptom: Namun, saya percaya bahwa definisi akan menjadi sedikit reduktif. Jelas arsitek melakukan babad tentang apa yang terjadi dan realitas. Selain itu saya percaya bahwa arsitek harus membuat upaya intelektual untuk memahami tempat-tempat di mana mereka bekerja. Saya pikir keberlanjutan proyek pertama yang harus memiliki adalah keberlanjutan intelektual. Kemudian, kita akan menempatkan sumber daya aktif dan pasif, tetapi jika tidak ada aktivitas intelektual dari awal proyek, arsitektur berkelanjutan yang baik akan sangat sulit dicapai, namun banyak aksesoris dan implan yang kita tempatkan.
null

Dalam arsitektur modern, bagaimana memiliki air mempengaruhi desain dan perhitungan rumah? Pernahkah Anda memperhatikan perubahan?
Ya. Kami, misalnya, dengan bekerja sama dengan LSM seperti El Esplay di pusat mereka di San Cosme, Barcelona, ​​di mana kita memiliki bantuan sosial-ekologi Ramón Folch, bekerja di pertanyaan seperti bagaimana untuk memisahkan air, kembali di bentuk yang paling optimal, pemurnian limbah, penggunaan air untuk irigasi, pemulihan air hujan, dll Kita harus menyadari bahwa sampai beberapa tahun lalu tampak bahwa ada surplus air dan itu tidak dianggap dan sekarang yang memiliki redounded ke kesadaran yang lebih besar oleh masyarakat dan, tentu saja, arsitek.
Secara historis, akan Anda menunjuk pada satu arsitek terkenal pada abad ke-20 yang telah memiliki pengaruh khusus pada pengelolaan air? Atau itu adalah sebuah subjek yang lebih modern?
Saya akan mengatakan bahwa arsitek yang baik selalu diperhitungkan atas segalanya instalasi yang baik, hubungan yang baik antara biaya instalasi dan segala sesuatu yang terlibat dalam mengambil air untuk titik akhir dalam membangun. Saya berpikir bahwa arsitek yang baik selalu melakukan ini, Alvar Aalto misalnya. Ada arsitek di Jepang yang telah sangat menyadari pertanyaan tentang air sebagai elemen desain dalam proyek; bahkan Roma dengan impluvium mereka sangat up pada pertanyaan, mungkin bahkan lebih kemudian, karena air pada waktu yang sulit untuk menangkap dan sulit untuk memanfaatkan.
Rumah adalah sel dalam urbanisme. Menurut data terbaru dari PBB pada Hari Air Dunia, penekanan telah dibuat pada fakta bahwa pusat-pusat perkotaan adalah mereka yang berkonsentrasi bagian terbesar dari pencemaran air. Bagaimana menangani perencanaan yang modern perkotaan dengan masalah ini?
Kita tidak harus berpikir bahwa hanya ada satu cara. Masalah waduk, masalah bendungan, bagaimana untuk memasok kota-kota, sangat kompleks ... seperti pertanyaan dari deposito yang mungkin menjadi bahaya sebelum serangan teroris. Semua ini berarti bahwa subjek air memerlukan keamanan maksimum, karena langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, karena ini adalah subjek yang sangat halus itu harus sangat hati-hati ditangani. Hari ini, dihadapkan dengan masalah kelangkaan, ada pilihan memurnikan air laut, dengan pengalihan sungai, dll Namun, kami menyadari bahwa di sini kita memasuki subyek politik dan, masalahnya menjadi lebih kompleks.
Ketika kita berbicara tentang inovasi dalam bidang keberlanjutan dalam arsitektur, kita berbicara tentang arsitektur baru. Namun, kain, kota besar tua yang sudah ada. Apakah ada rencana sejalan tentang pemulihan?
Ya. Hal ini jelas bahwa pada zaman kita hidup, berpikir bahwa kota akan terus tumbuh mantan nodo adalah, saya percaya, tidak ada dalam pikiran seseorang. Kita harus memulihkan pusat tua dan bahkan pinggiran perkotaan yang memiliki sangat memburuk hanya dalam beberapa tahun. Kita harus membangun kembali infrastruktur, jaringan sanitasi, jaringan air minum, waduk, deposito ... Ini adalah bagian yang sangat penting dari perencanaan perkotaan kontemporer.
Hari Air Sedunia tahun lalu berbicara tepat dari pertanyaan ini: kontaminasi air minum yang terjadi di pusat-pusat perkotaan. Apakah akan ada proposal yang dibuat untuk PBB?
Pada kenyataannya ini bukan bidang saya, saya bukan ahli dalam hal ini. Pada kesempatan, saya lebih peduli dengan kontaminasi air dalam pengaturan pedesaan daripada perkotaan, karena di perkotaan mungkin ada kontrol akhir yang lebih baik, karena diversifikasi orang, jumlah rumah dan penduduk per hektar membutuhkan ada untuk menjadi Total rangka mengenai pemrograman dari semua infrastruktur sangat penting.
Sebaliknya, di pedesaan, kontaminasi sumur oleh herbisida, misalnya, adalah dunia yang jauh lebih kompleks. Hal ini sangat mudah untuk mencemari lapisan freatik hanya dengan pembuangan yang buruk atau stasiun pemurnian yang tidak bekerja tidak benar ... air minum dari seluruh wilayah dapat terkontaminasi. Oleh karena itu saya lebih banyak berkonsentrasi pada dunia ketiga, di mana ada daerah pedesaan yang besar. Di sinilah kita harus lebih waspada untuk pertanyaan epidemi, antara lain.

Lembaga We Are Air telah memulai serangkaian proyek bantuan di daerah tertinggal dengan pertanyaan air. Apa peran arsitektur menurut Anda harus memiliki dalam jenis proyek solidaritas?
Arsitektur memiliki banyak untuk mengatakan di bidang keberlanjutan, tetapi pada banyak tingkat: perencanaan, urbanisme, tata letak kota-kota yang kita miliki, tetapi juga harus masuk ke dalam rincian konstruksi dan desain dari habitat.
Arsitektur harus sadar bahwa ia harus bekerja dengan parameter ini sudah termasuk, seperti sebelumnya, misalnya, itu tidak terpikirkan untuk merenungkan topografi dalam suatu proyek. Air adalah elemen penting untuk dipertimbangkan. Bagi saya, yayasan seperti Kami bekerja Air dan memberi makna pada arsitektur di bidang ini.
null
Hari-hari ini, dengan drama kekeringan dan pengungsi dari Somalia, kita menyadari bahwa konstruksi sangat bahwa sebelum yang berkelanjutan di daerah tersebut tidak lagi begitu. Apa yang harus dikatakan mengenai hal ini arsitektur? Apakah punya sesuatu untuk dikatakan atau itu masalah sosial-politik?
Subjek air, menurut pendapat saya, adalah pertanyaan budaya sebelum merupakan salah satu arsitektur. Orang harus mengerti bahwa itu merupakan aset langka dan yang buruk-yang digunakan juga sangat berbahaya, saya bahkan akan mengatakan bahwa itu adalah yang paling berbahaya. Ini bisa mencemari populasi, wilayah, hanya dengan kesalahan sederhana, yang berarti pertanyaan budaya, pendidikan, adalah fundamental.
Pada akhir hari kami bekerja pada pusat-pusat liburan bagi anak-anak dan mereka adalah proyek yang paling saya sukai. Anak sebagai reseptor adalah yang terbaik untuk arsitek, untuk arsitektur. Pertama, untuk kapasitas mereka solusi spasial dan, lebih lanjut, karena mereka berada dalam tahap belajar di mana sangat mudah untuk belajar hal-hal dan menggunakannya; anak lebih memilih untuk mendaur ulang produk beberapa kali, mereka tahu bagaimana menggunakannya dan belajar bagaimana menggunakannya. Di pusat-pusat liburan terakhir kami diselenggarakan di Viladoms de Baix, Barcelona, ​​salah satu yang paling menarik thingsthey lakukan adalah untuk mengatur kompetisi antara berbagai kelompok anak-anak dan monitor mereka untuk melihat yang menggunakan air kurang, namun dengan semua orang mandi. Ini adalah fantastis: ada meter dan mereka bersaing satu sama lain. Bagi saya ini adalah pendidikan yang nyata; kemudian datang menempatkan semua teknologi pada pelayanan ide ini.
Tentang Kami Are Air
Lembaga We Are Yayasan Air, dipromosikan oleh perusahaan Roca, bertujuan, di satu sisi, untuk meningkatkan kesadaran di antara administrasi publik dan masyarakat umum tentang perlunya untuk mendorong budaya baru dari air di dunia dan, di sisi lain, untuk mengurangi efek negatif terhubung dengan kurangnya sumber daya hydric, dengan cara pengembangan kerjasama dan proyek bantuan bersama dengan berbagai organisasi seperti Pendidikan tanpa Frontiers, Vicente Ferrer Yayasan, Intermon Oxfam dan Unicef.