ANCAM LAHAN WARGA: Erosi Sungai Serayu di Desa Srowot kecamatan
Kalibagor sangat parah sehingga dapat mengancam lahan pertanian warga,
kemarin.
Erosi Serayu, 30 Hektare Lahan Warga Longsor
Penguatan Tebing Sungai Lamban
KALIBAGOR-Erosi Sungai Serayu di Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor
semakin parah pasalnya, telah 30 hektare lahan kering milik warga yang
digunakan untuk tanaman palawija berupa kacang menjadi longsor. Untuk
mengantisipasi pengikisan sungai tersebut agar tidak semakin melebar
salah satu cara dengan penguatan tebing sungai di desa setempat, namun
penanganannya dari pemerintah dinilai lamban.
Ketua Komunitas
Peduli Slamet (Kompleet) Banyumas, Sungging Septivianto mengatakan
padahal lahan kering tersebut merupakan sumber penghasilan masyarakat
karena saat ini ditanami berbagai macam tanaman pangan. Seharusnya
pemerintah harus melakukan penanganan pada tebing tersebut yang
mengancam lahan warga. "Selain di desa Srowot kondisi pengikisan tanah
juga terjadi di Desa Cindaga," katanya kemarin.
Menurut dia, warga sangat berharap tebing itu segera ditangani
pemerintah. Dari penuturan warga, rencananya pemerintah akan menguatkan
tebing pada April 2010, tapi sampai saat ini belum terealisasi.
"Pihaknya tidak bisa melakukan penguatan itu karena bukan kewenangan
kami. Saat ini kami hanya akan menjembatani warga setempat ke Dewan
Sumber Daya Air Nasional di Jakarta tentang kondisi yang terjadi di
lapangan," imbuhnya.
Diketahuinya kondisi sungai serayu
tersebut setelah Tim Jelajah Sungai Serayu yang tergabung dalam Kompleet
dan Telapak Bogor untuk menyusuri sungai itu dilaksanakan mulai dari
Senin-Kamis,(12-15/4). Penyusuran tim jelajah tersebut ke empat
Kabupaten Yakni Kabupaten Banyumas, Cilacap, Wonosobo serta Purbalingga
dengan kegiatannya menyinggahi desa yang dilintasi sungai serayu
sehingga mendapatkan hasil sangat memprihatinkan.
Libatkan Masyarakat
Seharusnya pemerintah dalam merencanakan pembangunan, kata Sungging
juga dengan melibatkan warga untuk berkomunikasi agar masyarakat ikut
mengetahui. Selain pengikisan secara alami, erosi juga karena berkaitan
dengan aktivitas penambangan pasir, namun kini warga sudah menertibkan
para penambang itu agar mengantongi surat izin.
Salah seorang
anggota Telapak Bogor yang ikut juga dalam ekspedisi tim jelajah serayu,
Rita Mustikasari mengungkapkan di desa Srowot saat ini meskipun
berdekatan dengan sungai tapi lahan pertanian warga mengalami kekeringan
karena petani tidak mempunyai teknologi pengairan untuk mengangkat air
agar mengalirkan ke lahan mereka. Menurut dia, seharusnya ada teknologi
untuk menaikkan air sungai ke atas dengan dilakukan bersama dewan sumber
daya air provinsi. "Seharusnya pemerintah melibatkan masyarakat untuk
mengatasi permasalahan kekeringan itu yakni dengan mulai dari
merencakan, implementasi dan monitoring pengelolaan air," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar