Sebagaimaan diketahui, saat ini perumahan Nelayan terendam air asin , syukurnya rumah yang dulunya dibangun mantan Walikota Bahctiar Jafar itu berbentuk tinggi sehingga genangan air asin tak merusak perabotan rumah tangga.
Bambang Hermanto (44) mengaku, akibat jebolnya tanggul ini mengakibatkan air pasang laut yang berlangsung dari sore hari hingga malam hari bebas menerobos masuk ke pemukiman warga mencapai ketinggian air setengah meter dibanding ketinggian air sebelumnya, selain air meluap ke pemukiman nelayan, masyarakat kesulitan untuk melakukan aktivitas. "Air dari sungai menerobos masuk kesini, biasanya kalau air pasang masuk, air hanya semata kaki tingginya," kata Bambang.
Menurut Bambang mewakili masyarakat sekitar, jebolnya benteng tersebut akibat kurangnya perhatian Pemerintah dalam melakukan perbaikan dan perawatan benteng secara permanent yang telah lama dibangun itu. "Kalau sudah dibangun secara permanent kami tak khawatir lagi menjadi bulan-bulanan banjir," katanya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Medan, Zulfahri Siagian SE sangat mengharapkan dalam waktu dekat pemerintah segera melakukan perbaikan atas jebolnya benteng Paluh Janda tersebut, dikuatirkan genangang air yang terjadi di kawasan pemukinan penduduk tersebut akan menimbulkan berbagai penyakit terhadap keluarga nelayan. "Kita juga minta pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk perbaikan, kalau bisa dan seharusnya harus dibangun secara permanen," harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar