Dijelaskan,
kenaikan tarif PDAM hanya 30 sampai 40 persen atau Rp 400 per kubik.
Sebelum kenaikan tarif, pelanggan kategori 3 A atau menengah kebawah
dikenai tarif Rp 1.300 untuk pemakaian 1-10.000 liter air. Setelah
kenaikan tarif dikenakan Rp 1.700.
Sedangkan
pelanggan kategori 2 D yaitu rumah papan, sebelum kenaikan tarif
dikenakan Rp 1.200 untuk pemakaian 1-10.000 liter air. Setelah kenaikan
dikenakan Rp 1.600. “Lebih dari 10.000 liter dikenakan tarif progresif,”
ujarnya.
Tarif
progresif itu dikenakan jika pelanggan menggunakan air sebanyak
10.000-20.000 liter air dan pemakaian 20.000 liter ke atas. Dicontohkan,
jika pelanggan 3A menggunakan 10.000 liter air, maka pelanggan tersebut
harus membayar Rp 1.700 untuk 10.000 liter ditambah Rp 2.900 untuk satu
liter selanjutnya. Jika pelanggan 3A menggunakan 20.000 liter air atau
lebih, dikenakan tarif Rp 5.300. “Hanya 10.000 liter pertama yang
disubsidi, satu liter selanjutnya dikenakan tarif progresif,” jelasnya.
Menurut
Eri, diberlakukannya tarif progresif bertujuan agar masyarakat
berhemat. “Bagi yang boros tentu akan membayar lebih mahal dari yang
biasa,” ujarnya.
Ditanya
berapa kenaikan pendapatan PDAM selama kenaikan tarif, Eri mengaku data
pendapatan untuk bulan Januari belum dihitung semua. “Baru dikumpulkan,
pertengahan Maret baru ketahuan berapa pendapatan kita,” katanya.
Dengan
naiknya tarif, apakah ada perbaikan kualitas produksi maupun
distribusi? Eri mengaku PDAM belum melakukan. Menurutnya, jika
pendapatan PDAM berlebih selama kenaikan tarif dan biaya produksi tidak
berubah, maka kelebihan pendapatan tersebut akan dicadangkan untuk
investasi seperti penggalian pipa dan meningkatkan kapasitas produksi
air. “Kami rencanakan investasi itu bulan Juli 2011,” tandasnya.
Sementara
itu, beberapa pelanggan PDAM, mengeluhkan besarnya tagihan rekening
PDAM. Pasalnya, tagihan yang dibayarkan sejak naiknya tarif PDAM bisa
mencapai tiga kali lipat dari tagihan sebelum kenaikan tarif.
Darma,
warga Jelutung mengaku, biasanya ia hanya membayar tagihan Rp 15 ribu
per bulan, namun sejak kenaikan tarif ia membayar tagihan rekening Rp 80
ribu. “Paling mahal bayar tagihan sebelum tarif naik Rp 30 ribu.
Rata-rata hanya Rp 15 ribu. Tapi sekarang Rp 80 ribu, sangat mahal,”
katanya.
Menurutnya,
selama bulan Januari, pemakaian air di rumahnya normal, seperti
bulan-bulan sebelumnya. Namun ia heran dengan bengkaknya tagihan yang
harus dibayarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar