Meski sudah mengajukan permohonan lebih dari dua bulan lamanya, namun
pengembang tak kunjung mendapat realisasi dari PDAM Tirtanadi.
Pengembang perumahan sulit mendapat pasokan air dari perusahaan air plat
merah itu.
"Untuk sementara penghuni yang tinggal di kompleks
dikasih sumur bor dulu, karena air pamnya belum juga masuk," jawab
Manager Keuangan PT Cipta Raja Property Rahmat Kadavi, ketika ditanyakan
apakah fasilitas PDAM Tirtanadi sudah dilengkapi di lokasi proyek
pembangunan perumahan miliknya, di kawasan Medan Selayang, Rabu (2/3).
Kondisi ini menjadi dilema bagi pengembang. Pengadaan fasilitas
air bersih salah satu syarat mutlak fasilitas yang mesti disediakan
pengembang untuk penghuni kompleks. Panjangnya daftar tunggu pengajuan
pemasangan jaringan PDAM Tirtanadi membuat developer mesti bersabar
menunggu waktu lama.
Diungkapkannya, peristiwa ini dialami
perumahan Cipta Pesona Ngumban Surbakti, terletak di Jalan Terompet,
kawasan Medan Selayang, proyek yang kini sedang mereka bangun. Proyek di
atas lahan hampir 1,8 hektar ini membangun 3 jenis rumah yakni tipe 36,
45 dan 54 dengan total lebih dari 100 unit.
"Karena air pam
(sebutan di masyarakat menyebutkan air dari PDAM, red) belum masuk juga,
maka penghuni yang sudah tinggal di sana kita buatkan sumur bor untuk
sementara waktu. Tapi, nanti jika pam sudah masuk, tetap kita pasang air
pet, sebab itu sudah menjadi ketentuan dari persyaratan kita kepada
konsumen," ucap Rahmat.
Diakuinya, akibat sulitnya mendapat
pasokan air dari PDAM Tirtanadi membuat konsumen melontarkan keluhan
terhadap pengembang, sebab merasa tidak terima akan fasilitas yang tak
kunjung disediakan developer.
"Tapi mau dibilang apa lagi,
namanya juga tanggungjawab kita. Makanya, diharapkan agar air dari PDAM
bisa segera dipasang," ucapnya.
Sekretaris DPD Realestat
Indonesia (REI) Sumut Jafar Syahbuddin Ritonga mengakui, banyak keluhan
yang masuk ke asosiasi terkait lambannya pelayanan PDAM Tirtanadi
melayani kebutuhan pelanggan baru, terutama pembangunan perumahan baru.
"Iya,
kita dengar banyak keluhan tentang itu. Rata-rata perumahan di Medan
mengalami hal itu. Semua itu disebabkan, PDAM tidak pernah menambah
kapasitas debit air mereka, sementara kebutuhan permintaan air terus
bertambah tiap tahun," tukas Jafar.
Jafar mengkritisi sikap
PDAM yang dinilai tidak cepat tanggap memperhitungkan demand pelanggan
setiap tahunnya, dan lamban mengikuti perkembangan perkembangan
masyarakat.
"Itu dikarenakan mereka memonopoli. Artinya,
masyarakat yang butuh mereka. Harusnya mindset itu yang mereka harus
ubah, hingga daftar antri tidak sepanjang saat ini. Mereka mesti
customer oriented," imbuhnya.
Jafar menegaskan, PDAM Tirtanadi
mesti memperbaiki kinerja layanan mereka, sebab buat pengembang,
terhambatnya penyediaan sarana air bersih, membuat mereka rugi. Selain
mempengaruhi nilai jual tanah, pengembang mesti mengeluarkan biaya baru
bagi pemasangan sumur bor yang berkisar di atas Rp 1,5 jutaan.
Humas
PDAM Tirtanadi Delfiyandi saat dikonfirmasi, membenarkan pihaknya
sedang menyeleksi pengajuan jaringan baru dengan alasan produksi
terbatas. "Benar, saat ini sedang terbatasnya air maka sambungan air
untuk pengembang jadi selektif," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar