Rangkaian Susur Serayu. Dekat Namun Kurang Bersahabat
(Sekilas Desa Srowot- Banyumas, Desa yang dikelilingi Serayu)“Jika dilihat dari atas, Desa Srowot seperti dikelilingi oleh Sungai Serayu” kata Pak Lana seorang petani yang tinggal di Desa Srowot, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kalimat yang cukup menjelaskan bahwa desa ini berbatasan langsung dengan sungai yang bersumber dari mata air Bima Lukar – Dieng ini. Secara administratif Desa Srowot terletak di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Desa Srowot terletak di pertengahan DAS Serayu dan berjarak sekitar 30 menit perjalanan mobil dari pusat Kota Purwokerto. Secara langsung, aktifitas kehidupan masyarakat di desa ini sangat terpengaruhi oleh kondisi Serayu, baik pengaruh negatif maupun positif.
Masyarakat desa ini adalah masyarakat lokal, suku Jawa Banyumas dan sedikit warga pendatang. Hampir seluruh warga bermata pencaharian sebagai petani. Petani terbagi menjadi 2 yaitu petani pemilik lahan dan petani buruh. Meski demikian hampir semua warga berprofesi ganda sebagai petani pemilik, petani buruh dan bahkan kadang-kadang sebagai pedagang atau buruh di kota. Namun secara garis besar, mata pencaharian utama adalah petani. Kebanyakan warga merasa bahwa mereka adalah ‘wong cilik’ sehingga cenderung pasrah terhadap apapun masalah yang di hadapi.
Salah satu masalah yang cukup penting terkait pengaruh negatif dari Sungai Serayu adalah adanya erosi yang cukup parah terhadap lahan pertanian warga. Erosi yang terjadi di sepanjang tepi sungai juga cukup parah. Menurut Pak Lana, akumulasi luas lahan pertanian warga yang tergerus arus Serayu mencapai 30 hektar dan membentuk tebing-tebing yang rawan longsor sampai ketinggian 5 meter. Menurut Pak Lana, erosi disebabkan karena adanya aktifitas tambang pasir yang kurang ramah lingkungan yang menyebabkan rapuhnya lahan di tepi sungai sehingga mudah longsor. Jika masalah ini terus berlanjut dikhawatirkan dapat mengganggu sumber kehidupan warga desa karena lahan pertanian yang hilang.
Yang menjadi ironi adalah kurang bisa dimanfaatkannya keberadaan Serayu bagi sebagian besar masyarakat desa ini. Pengaruh positif terhadap pertanian sangat kecil dirasakan mengingat lokasi desa yang jauh lebih tinggi dari permukaan sungai saat normal sehingga pemanfaatan untuk pengairan pertanian bisa dikatakan sangat minim atau hampir tidak ada. Sungguh sangat memprihatinkan mengingat lokasi desa ini yang banyak berbatasan langsung dengan sungai besar ini.
Sampai saat ini beberapa warga masih berharap adanya program irigasi di Srowot. Pengairan dipercaya sebagai kunci kemakmuran desa ini karena mata pencaharian dominan warga adalah dari sektor pertanian. Namun harapan itu sampai saat ini belum terlalu diprioritaskan oleh pemerintah setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar