8 Maret 2011
SELAT PANJANG-Sulitnya mendapatkan air bersih ketika
datang musim panas dan air pasang besar, warga Desa Insit Laut,
Kecamatan Tebing Tinggi Barat sangat berharap kepada pihak pemerintah
untuk dapat membangun sumur bor di sekitar pemukiman penduduk. Soalnya,
sudah hampir dua bulan terakhir, warga terpaksa pergi mendapatkan air
bersih ke hutan. Bahkan, tidak sedikit warga harus memanfaatkan air
tanah merah agar dapat menikmati air yang layak digunakan.
Menurut salah seorang Anggota BPD Insit, M Yusuf, kondisi tanah di
wilayah Desa Insit Laut, pada umumnya tanah pantai karena berdekatan
dengan laut, setiap sumur warga yang ada airnya tidak dapat digunakan
dengan baik, ini disebabkan rasa asin dan warnanya kekuning-kuningan.
Apabila dipakai untuk mandi, maka sabunnya lengket di badan, kondisi ini
berbeda dengan air tanah gambut.
“Lebih parah lagi, apabila terjadi air pasang besar rata-rata sumur
warga dimasuki air laut, sehingga air sumur tersebut hanya dapat
digunakan untuk mencuci piring dan untuk membersihkan toilet. Sedangkan
untuk mandi dan mencuci pakaiaan, warga terpaksa mencari air lain yang
ada di tanaha gambut,”ujar M Yusuf.
Sementara, untuk PDAM sendiri belum ada pipanya yang masuk kewilayah
Desa Insit, padahal induk pipa PDAM tersebut melewati Desa Insit. Salah
satu solusi yang tepat saat ini, harus dibangun sumur bor, minimal untuk
wilayah Insit Laut yang jumlaah penduduknya mencapai 350 KK tersebut
dibangun 5 sumur Bor.
Sekretaris Desa Insit, M Barak, saat dihubungi mengaku,
beberapa tahun lalu ada masuk proyek sumur bor dari Dinas Pertambangan
Provinsi Riau, tapi sayangnya saat dimulai pekerjaan pengeboran dan
seluruh pipanya sudah didatangkan dari Pekanbaru, tapi ternyata proyek
tersebut tidak jadi dikerjakan, sehingga puluhan batang pipa terbuang
begitu saja, dan sampai saat ini kondisi pipa tersebut sudah mulai
berkarat.
“Kami tidak tahu persis kenapa proyek pengeboran sumur bor tersebut
tidak jadi dilanjutkan, padahal seluruh bahannya sudah didatangkan dari
Pekanbaru, sekarang bahan tersebut ada disamping rumah saya,”ujar Sekdes
Insit.
Air Tanah Merah Alternatif
Salah satu warga Jalan Dorak, Selatpanjang saat dikonfirmasi , Senin (7/3) mengatakan, memang belakangan ini air bersih sangat sulit untuk di dapatkan. Tidak heran, banyak warga yang mengambil air di kolam yang ada di pertengahan Kota Selatpanjang.
“Kita akui masalah air menjadi persoalan di daerah kami, terutama air bersih, namun sejauh ini kami bersama warga sekitar memiliki sumur cicin sendri, dan airnya tidak begitu menjanjikan.” ujarnya.
Kendati demikian, salah satu alternatif yang digunakan masyarakat Selatpanjang adalah, menggunakan air merah yang berasal dari tanah gambut untuk keperluan sehari-hari. “Lebih baik menggunkan air tanah merah, dari pada air tanah liat,” katanya.
Kesulitan mendapatkan air juga dikeluhkan warga lainnya. Usman misalnya, untuk memenuhi kebutuhan air dirinya harus rela mengangkut jirigen. Mengingat, untuk mengandalkan sumur yang ada dirumahnya sudah sejak beberapa minggu ini mengering, karena hujan sudah lama sekali tidak turun.
“Sebelumnya saya memanfaatkan bak penampungan air dirumah, tapi bak itu sudah pecah, jadi untuk kebutuhan mencuci dan mandi saya harus mengangkut air dari tempat lain,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar