Jakarta - PRODUKSI minyak yang dikelola Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) saat ini turun tetapi dapat ditolong kinerja produksi gas bumi. Total produksi migas per 22 Februari 2011 mencapai 2,45 juta barel ekuivalen minyak per hari, melampaui target APBN 2,364 juta barel per hari. Rata-rata produksi gas mencapai 8.662 juta kaki kubik per hari dan minyak 905 ribu barel per hari.
Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Elan Biantoro mengatakan, produksi minyak banyak terganggu. Ada 105 kejadian penyebab hilangnya potensi produksi, seperti penghentian produksi tak terduga, masalah penerima produksi dan keterlambatan proyek. Potensi kehilangan produksi minyak mencapai 37,85 ribu barel per hari, disebabkan faktor alam (hujan, petir, gelombang laut tinggi dan banjir) berkontribusi paling besar dengan potensi kehilangan produksi lebih dari 10 ribu barel per hari. Ada lagi kerusakan fasilitas produksi yang menyebabkan berhentinya operasi dengan potensi kehilangan lebih dari 8.000 barel per hari.
Hambatan lain yang tidak tercatat misalnya, tumpang tindih lahan yang berdampak pada pengunduran jadwal pemboran sumur pengembangan pada beberapa kontraktor seperti Chevron Pacific Indonesia, Petrochina Jabung, Pertamina EP, dan JOB Talisman Jambi Merang. Pengawasan intensif dilakukan kepada lima kontraktor besar yang produksinya turun yakni Chevron Pacific Indonesia, Pertamina EP, Total E&P Indonesie, Conocophillips, dan Kodeco Energy. BP Migas dan kontraktor kontrak kerja sama berupaya mengatasi gangguan produksi dan masalah non teknis di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar